MAKALAH
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN TARI
ANGGOTA KELOMPOK :
1.
INDA
KUSUMAWARDANI (18209241045)
2.
LUDTINA
PANGESTU EKA N. U (18209241044)
3.
MAUDHI
WIDYA PARAWANGSA (18209244013)
PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
1.
Dimanakah
posisi guru seni tari di SD ?
Jawab:
Mata pelajaran seni budaya pada bidang seni
tari sampai saat ini belum dilaksanakan secara maksimal di Sekolah Dasar,
karena sekolah masih menempatkan pelajaran tari sebagai materi yang bukan
diberikan kepada siswa sebagai materi pelajaran wajib. Pada pergantian
kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 pembelajaran di sekolah dasar
berubah menggunakan tematik integratif, maka seni budaya termasuk seni tari
merupakan pelajaran yang masuk didalam tema, dan subtema sesuai dengan
kompetensi dasar.
2.
Video
pembelajaran tidak up to date dan belum ada video yang menggambarkan
karakteristik pembelajaran kurikulum 2013
Jawab : Video
3.
Seandainya
sekolah akan menambah jam pelajaran lebih dari 38 jam pelajaran, berapa Batasan
maxsimum yang diakui ?
Jawab :
Beban belajar SD dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran
per minggu
2.
Beban
pelajaran satu minggu kelas II adalah 32 jam pelajaran
3.
Beban
pelajaran satu minggu kelas III adalah 34 jam pelajaran
4.
Beban
pelajaran satu minggu kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pelajaran
4.
Bagaimana
legalitas pemendiknas yang lama terkait dengan standar isi proses dan penilaian
setelah lahirnya permendiknas yang baru, karena masih banyak sekolah yang
menggunakan pemendiknas yang lama tersebut.
Jawab :
KTSP
baru diterapkan selama 6 (enam) tahun, namun Pemerintah, dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah menyiapkan kurikulum baru yang
disebut dengan Kurikulum 2013. Sejak konsep kurikulum 2013 diperkenalkan oleh
Pemerintah telah banyak tanggapan dari masyarakat umum, para profesional, dan
anggota DPR-RI. Sikap mereka ada yang menolak dan ada juga yang menerima atau
pro. Mayoritas dari mereka mengusulkan supaya pelaksanaan kurikulum 2013
ditunda, dan dilakukan uji coba terlebih dahulu. Namun, sepertinya Pemerintah,
tetap pada pendiriannya untuk menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru,
yaitu bulan Juli 2013.
Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa masih ada kesalahpahaman di kalangan masyarakat
bahwa sebagian besar permasalahan pendidikan nasional disebabkan oleh kesalahan
kurikulum. Oleh karena itu, solusi dan penyelesaian yang harus dilakukan juga
melalui perubahan kurikulum. Akibat dari kesalahpahaman ini, kurikulum selalu
dijadikan’bulan-bulanan’ dalam menyikapi permasalahan pendidikan nasional.
Jadi,
sebenarnya permerintah sudah menganjurkan bahwa sekolah mulai tahun ajaran 2013
menggunakan permendiknas yang baru, tetapi ternyata ada beberapa kendala atau
factor yang menyebabkan terhambatnya sekolah tersebut menggunakan permendiknas
yang baru.
Adapun Factor yang menyebabkan sekolah masih memakai
permendiknas lama adalah :
Hasil
dari penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 pada mata pelajaran seni tari , antara lain:
(1)
guru kurang
memahami tujuan Kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik,
(2)
penggunaan
bahasa dalam buku teks sulit dipahami dan kurang efektif dalam meningkatkan
proses pembelajaran,
(3)
guru kurang
mampu melaksanakan proses pembelajaran yang menuju keterampilan aplikatif,
(4)
guru kurang
mampu melakukan proses pembelajaran yang membuat peserta didik menjadi ingin
melakukan pengamatan dan eksperimen,
(5)
guru kurang
mampu melakukan proses pembelajaran yang menumbuhkan kreatifitas peserta didik.
Sedangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
peserta didik dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada matapelajaran
matematika, antara lain:
·
peserta
didik mengalami kesulitan dalam memahami isi, contoh-contoh dan bahasa dalam
buku teks,
·
peserta didik jarang dilatih melakukan
pengamatan dan percobaan,
·
dalam
proses pembelajaran berlangsung guru jarang menggunakan teknologi informasi
dalam proses belajar mengajar.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan tersebut adalah
Ø
kurangnya
pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013,
Ø
kurangnya
sarana dan prasarana dalam pembelajaran disekolah,
Ø
kurangnya
pemahaman terhadap kompetensi inti dan kompetensi dasar,
Ø
materi dan
contoh soal yang disajikan dalam buku teks sulit dipahami oleh siswa,
Ø
guru masih
menerapkan pembelajaran konvensional, sehingga kurang menggali kemampuan siswa,
Ø
guru kurang
kreatif dalam menerapkan model dan metode pembelajaran,
Ø
kemampuan
guru dalam pemanfaatan teknologi, informasi dan teknologi masih lemah.
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi
kesulitan tersebut adalah:
·
perlu
diadakan pelatihan/workshop tentang kurikulum 2013,
·
guru harus
lebih banyak belajar dan membaca tentang implementasi kurikulum 2013,
·
guru harus
lebih kretif dalam menerapkan model/metode pembelajaran yang berpusat pada
siswa,
·
kemampuan
guru dalam bidang teknologi, informasi dan komunikasi harus ditingkatkan dengan
mengikuti workshop/pelatihan.
5.
Bagaimana
pelaksanaan penilaian otentik agar tiga ranah dapat dinilai dengan baik
Jawab :
Penilaian
otentik adalah penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar
yang telah di tetapkan.
Pelaksanaan penilaian otentik agar tiga ranah dapat
dinilai dengan baik, yaitu
1.
Penilaian
hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
2.
Lingkup
penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan,
dan aspek keterampilan.
3.
Penilaian
hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai instrumen penilaian berupa
tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
6.
Bagaimana
model jadwal pelajaran di SD disusun, sementara berdasarkan permen masih muncul
mata pelajaran
Jawab :
Langkah -langkah
penyusunan jadwal pelajaran dalam manajemen kurikulum adalah sebagai
berikut:
1. penyusunan struktur program kurikulum masing - masing mata pelajaran (
jenis mata pelajaran yang diajarkan dan jumlah jam perminggu masing - masing mapel
tiap jenjang kelas),
2. penyusunan pembagian tugas jam mengajar guru (berisi nama guru, jenis
mata pelajaran yang diajarkan, jumlah
jam masing -masing mapel, dan kelas yang diajar)
3. penentuan hari - hari atau jam - jam kosong masing - masing mata pelajaran
dan guru (misalnya; pelajaran
Penjasorkes hanya jam
ke 1 s.d
4, hari untuk kegiatan MGMP, pembinaan, dan kegiatan
sekolah lainnya),
4. penentuan jumlah jam pelajaran sekolah tiap hari atau tiap minggu
(misalnya senin s.d kamis:
8 jam pelajaran,
jumat dan sabtu:
6 jam pelajaran;
jadi jumlah jam pelajaran
sekolah perminggu adalah 44 jam
pelajaran),
5. penentuan jumlah ruang mapel (khusus sekolah yang menyelenggarakan
moving class), jumlah ruang mapel adalah pembulatan ke atas (harus!) dari rasio
jumlah jam pelajaran tiap mapel total dengan jumlah jam pelajaran sekolah
perminggu, yang dapat dihitung dengan rumus berikut:Rasio ruang mapel =Jumlah
jam mapel total perminggu jumlah jam pelajaran sekolah per minggu
6. penentuan jumlah jam pelajaran tiap ruang maple perminggu Untuk
menentukan jumlah jam pelajaran dalam ruang tertentu harus merata, yaitu tidak
boleh melebihi jumlah jam mapel total perminggu dibagi jumlah ruang
7. mendistribusikan jam - jam guru mata pelajaran pada kelas, jam, dan hari
- hari yang telah direncanakan
8. mempublikasikan jadwal pelajaran
kepada guru, siswa,
dan komponen lain yang memerlukannya.
Jika berdasarkan
permen masih muncul mata pelajaran yang lain maka akan menyebabkan jadwal yang
sudah disusun menjadi rancu.
maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan